The Power of Receh
Hi Fun Moms, kali ini saya akan membahas tentang The Power of Receh. Si keping kecil yang sering terabaikan 😊 Yup, Seringkali uang receh tak berarti buat kebanyakan orang, apabila mendapat kembalian uang receh langsung digeletakkan sembarangan begitu saja. Coba deh periksa laci-laci di meja kantor atau rumah, biasanya tanpa disadari terselip uang-uang receh.
Pernah suatu waktu saya membayar ke tempat fotocopy dengan uang recehan sejumlah pas dengan ongkos fotocopy, si ibu pemilik fotocopy dengan entengnya melemparkan uang receh tersebut ke meja di depannya seraya berkata: "Uangnya ga laku!" Waw!
Benarkah uang receh tak berharga? Mungkin Moms Pernah dengar quote ini: "Tanpa Rp.100,00-, Satu juta takkan pernah menjadi Satu juta. Ia akan menjadi Rp.999,900-"?
Saya sendiri adalah pengumpul uang receh sejati, tiap keping uang receh tak pernah tersia-siakan. Di tas saya selalu ada dua dompet, dompet untuk uang kertas serta kartu-kartu dan dompet khusus uang receh. Karena itulah saya tidak pernah mengalami kejadian diberikan kembalian oleh kasir dengan permen, karena saya selalu siap sedia membayar dengan uang receh untuk menghindari kembalian.
Anak-anak saya yang SMA maupun SD masing-masing saya berikan celengan uang receh, maksudnya untuk mendidik mereka untuk memahami bahwa tiap keping uang itu berarti. Tidak ada uang yang datang dengan sendirinya, harus selalu melalui kerja keras dan energi, maka hargai tiap kepingnya. Setelah celengan mereka penuh, mereka akan menukarkan uang receh dengan uang kertas pada saya atau papanya untuk disetorkan ke tabungan di bank. Uang receh hasil tukaran biasanya disimpan papanya di mobil untuk bayar parkir atau untuk memenuhi dompet receh saya yang tentu saja bakalan saya manfaatkan semaksimal mungkin.
Pernah uang receh yang mereka kumpulkan mencapai satu botol besar air mineral, setelah dihitung lumayan juga jumlahnya, cukup untuk memenuhi kebutuhan saya dan suami akan uang receh selama berbulan-bulan :). Saya pisahkan uang receh hasil tukaran berdasarkan pecahan, setiap hari saya ambil secukupnya untuk disimpan di dompet ataupun di mobil suami.
Uang receh juga sangat berguna untuk membayar ongkos naik angkot. Membayar angkot dengan uang pas sangat efektif untuk menghindari supir angkot langsung tancap gas tanpa memberikan uang kembalian yang semestinya. Sesungguhnya naik angkot itu lebih efisien daripada naik mobil pribadi or taksi loh, kebetulan rumah saya dilalui jalur angkot, dan untuk menuju dan pulang kantor hanya perlu naik angkot dengan ongkos Rp 3000. Nah, uang receh di dompet saya juga saya alokasikan untuk itu. Biasanya untuk menghindari gerutuan ataupun lemparan supir angkot, saya mengkombinasikan uang receh pecahan 100 dengan 500 dan 1000, sesekali dikombinasikan dengan uang kertas seribuan (yang mulai langka) atau dua ribuan. Dengan cara ini dijamin aman dari gerutuan sang supir 😆
Mulai berasa kan the power of receh? berasa benar bisa menyelamatkan pemakaian uang kertas kita, uang kertas di dompet bakalan lebih awet, hehehe...
2 Komentar:
mantap dah
Lanjutkan...
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda