UA-56998969-1

Rabu, 26 November 2014

Dana Darurat Dana Penyelamat di Saat Tak Terduga

Hi Fun Moms, 
I have something exciting to share with you today: Dana Darurat! Dalam beberapa posting sebelumnya, saya sering menyebutkan istilah Dana Darurat.  Apa sih sebenarnya Dana Darurat itu? Kenapa penting kita miliki sebelum kita memutuskan untuk berinvestasi? Dalam instrumen apa sebaiknya kita simpan dana darurat kita?  Jika ternyata moms mengalami kejadian yang membutuhkan bantuan finansial segera, mana solusi yang Anda pilih? Berutang atau membongkar tabungan?  Jawabannya adalah Dana Darurat! Dana Darurat adalah salah satu Tujuan Finansial yang sangat penting dalam setiap Family Financial Planning. 

Dana Darurat seharusnya berbentuk sejumlah uang yang likuid, artinya dapat diambil sewaktu-waktu dan kapanpun kita mau, siap menjadi sandaran dalam kondisi darurat. Tentu saja bukan untuk dipakai saat kita lagi suntuk oleh pekerjaan ingin liburan, or ada tas Fossil yang lagi Sale minta diadopsi. :D

Fungsi Dana Darurat ini bukan sekadar digunakan jika mengalami sakit atau kecelakaan. Tetapi juga jika sampai kehilangan pekerjaan, Dana Darurat dapat digunakan untuk biaya hidup selama beberapa bulan ke depan.  Lalu apa gunanya dong ikut asuransi? Mungkin pertanyaan itu muncul di benak moms. Dalam hal kebutuhan tak terduga, yang berperan banyak adalah dana darurat, karena asuransi fungsinya hanya bisa menggantikan setelah klaim kejadian diterima. Selain itu apabila kita mengalami kondisi darurat sakit di luar kota yang tidak ada rumah sakit provider dari asuransi kita, atau kalaupun ada rumah sakit provider  tapi tetap mengutamakan bayar cash alias setelah keluar rumah sakit baru bisa direimburse, or untuk asuransi jiwa, hanya bisa dicairkan jika terjadi resiko meninggal dunia, disinilah dana darurat sangat diperlukan.

Dikeluarkan dari tempat kerja alias PHK adalah kondisi darurat yang paling ekstrim yang semua orang tentu berharap tidak pernah mengalaminya. Namun dengan kondisi ekonomi hari ini, apa saja bisa terjadi bukan? Karena itu, bersiap dengan membangun dana darurat sedikit demi sedikit, sangat dianjurkan.

Berapa sih dana darurat yang kita butuhkan? Bagi yang 
Menurut Ligwina Poerwo-Hananto, financial planner CEO QM Financial perhitungan, dana darurat ini biasanya menggunakan asumsi sekian kali biaya hidup bulanan.    
Lajang 4x biaya hidup bulanan
Artinya jika terjadi PHK yang tidak diharapkan, si lajang bisa bertahan hidup hingga 4 bulan dengan dana ini, sembari mencari pekerjaan pengganti.
Menikah 6x biaya hidup bulanan
Memiliki 1 anak  9x biaya hidup bulanan
Memiliki 2 anak atau lebih 12x biaya hidup bulanan
Freelancer / Self employed / Small Business Owner 12x biaya hidup bulanan
Misalnya mom memiliki 1 anak dan pengeluaran mom perbulan adalah Rp 10juta, maka dana darurat yang harus mom miliki adalah 9xRp 10jt=Rp 90jt.  

Waw lumayan juga ya hitung-hitungan angkanya 😂Tentu saja moms, tidak mudah mewujudkan angka sebesar itu. Jadi buat rencana pencapaian Tujuan Dana Darurat secara bertahap untuk 1-3 mendatang. Yang penting wujudkan paling tidak 1x biaya hidup sebagai Dana Darurat.

Produk untuk dana darurat tentu saja harus instrumen keuangan yang sangat likuid dan berisiko rendah. Tabungan merupakan tempat terbaik untuk menyimpan dana darurat. Namun berhubung saldo ideal dana darurat bisa mencapai ratusan juta rupiah, sayang dong kalau moms hanya simpan di tabungan, moms bisa menyimpannya dalam aneka instrumen mulai dari produk-produk investasi yang berisiko sangat rendah hingga sedang. Selain itu uang yang disimpan di Tabungan akan membuat kita tergoda untuk menghabiskannya. Jadi buat semacam portofolio berlapis.

Menurut Prita Ghozie, financial planner dari ZAP, dalam kondisi darurat atau tidak memiliki penghasilan, kita dapat menggunakan dana yang ada dalam Tabungan yang kita alokasikan sekitar 30% dari total dana darurat kita. Jika bulan berikutnya masih  membutuhkan Dana Darurat, barulah mencairkan Deposito yang kita alokasikan disini sekitar 20% dari dana darurat kita, sisa alokasi yang 50% bisa kita simpan di Reksadana Pasar Uang, Sukuk Ritel, Logam Mulia yang dalam portofolio ini memiliki fungsi sebagai lindung nilai dan akan dicairkan terakhir.

Jika selama ini moms belum pernah mengalokasikan aset khusus untuk dana darurat jangan khawatir, sedikit sekali orang yang pada awalnya langsung bisa memiliki dana darurat sebesar nilai yang dianjurkan. Jadi tidak perlu berkecil hati. Karena pembentukan dana darurat ini bisa dilakukan secara bertahap. 

Langkah awal yang tak boleh dilupakan tentu saja menghitung berapa kebutuhan idealnya pake rumus diatas tadi ya moms. Kemudian, moms membuat daftar aset investasi untuk portfolio berlapis dan alokasikan untuk dana darurat mendekati prosentase tadi. Misalnya baru bisa memiliki dana darurat sebesar 1 kali pengeluaran bulanan, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah secara rutin tiap bulan menyisihkan penghasilan sejumlah Rp X untuk dimasukkan ke dana darurat. Rutin tanpa absen. Ini merupakan kunci pembentukan dana darurat.
Usahakan untuk menyisihkan gaji bulanan hingga 5% untuk pos dana darurat. Lakukan ini secara berkala hingga saldo dana darurat mencapai ideal. Yuk sediakan dulu 1 rekening terpisah untuk menyimpan paling tidak hasil menyisihkan gaji bulanan hingga 5% untuk tahap selanjutnya mencapai 1 x biaya hidup bulanan sebagai Dana Darurat kita yang pertama sampai akhirnya bisa mencapai jumlah dana darurat yang ideal.  Apabila sudah mencapai ideal, dana darurat tetaplah rutin harus diisi ya moms. Kenapa harus rutin? Agar nilainya makin lama makin besar yang berarti makin ‘secure’ alias makin aman hidup kita. Kenapa harus terus diisi? Karena dananya akan selalu terpakai saat kita mengalami kondisi darurat serta kebutuhan bulanan itu cenderung mengalami kenaikan.

Nah, gimana moms, sudah siap untuk punya Dana Darurat?

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda